KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PERENCANAAN
BISNIS”. Dalam penyusunannya, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga
besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Ciamis, 27 Juni 2013
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha
budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, dalam merencanakan
bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele
di sekitar rumah saya (hadi) yang berada di jalan perjuangan 3, karena
mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam, serta agar dapat mengawasi
perkembangan ikan dengan baik. Jenis ikan lele yang kami budidaya adalah
jenis ikan lele sangkuriang. JenisLele sangkuriang adalah ikan budidaya air
tawar yang sangat populer. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak,
sedikit tulang, tidak berduri, dan murah.
Dari sisi
budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa
tunggu panen yang singkat. Peluang usaha budidaya ikan lele merupakan
salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila
perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan
pasokan ikan lele setiap
harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin
tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif
lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas
atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi
lingkungan. dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi
banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini.
Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang peluang
usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pasarnya yang luas dan
permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah
ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor,
dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan
lele. Oleh karena itu kami berkeinginan untuk membudidayakan
ikan lele tersebut.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?
2. Bagaimana cara kita agar mampu bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan
lele?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya ikan lele dengan baik
2. Untuk dapat mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri.
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.
Bahan baku industri adalah bahan mentah yang
diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam
industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat,
konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah
dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri
margarine.
Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau
bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang
dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk
barang-barang cetakan.
Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Rancang bangun industri adalah kegiatan
industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara
keseluruhan atau bagian-bagiannya.
Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
Pembangunan industri bertujuan untuk :
Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
Pembangunan industri bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan
dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2.
Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah
yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan
dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya,
serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya;
3.
Meningkatkan
kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang tepat guna
dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4.
Meningkatkan
keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk
pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri;
5.
Memperluas
dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan
peranan koperasi industri;
6.
Meningkatkan
penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi nasional yang
bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil
produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7.
Mengembangkan
pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah dalam rangka
pewujudan Wawasan Nusantara;
8.
Menunjang
dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh
ketahanan nasional.
2.2 Pengertian CV
CV atau Persekutuan komanditer adalah persekutuan dua orang
atau lebih untuk mendirikan badan usaha yang sebagian anggotannya bertanggung
jawab tidak terbatas dan sebagian anggota lain bertanggung jawab terbatas.
Dalam persekutuan ini, modal berasal dari anggota dan didaftarkan dengan
menggunakan akta pendirian. Anggota persekutuan komanditer terdiri atas dua
yaitu:
- Sekutu aktif ( persero ),
sekutu ini selain menanamkan modal juga menjalankan usaha dan bertanggung
jawab penuh atas maju mundurnya usaha. Tanggungjawab sekutu ini tidak
terbatas pada modal saja tetapi juga atas harta kekayaan pribadi.
- ekutu diam (komanditer ),
sekutu ini hanya sebatas menanamkan modal dan tidak menjalankan usaha.
Tanggung jawab sekutu ini terbatas pada modal yang ditanamkan.
Keuntungan yang diperoleh badan usaha ini dibagikan
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
2.3 Alasan Memilih Rancangan
dan Bentuk Badan Usaha di Atas
Dikarenakan rancangan bisnis dan bentuk usaha yang
saya pilih memiliki keuntungann dan kekurangan tersendiri, juga mudah untuk
dilaksanakan.
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Industri
Kelebihan Industri adalah :
1.
Terbukanya
lapangan kerja
2.
Terpenuhinya
berbagai kebutuhan masyarakat
3.
Pendapatan/kesejahteraan
masyarakat meningkat
4.
Menghemat
devisa negara
5.
Mendorong
untuk berfikir maju bagi masyarakat
6.
Terbukanya
usaha-usaha lain di luar bidang industri
7.
Penundaan
usia nikah
Kekurangan Industri
adalah :
1.
Terjadi
pencemaran lingkungan
2.
Konsumerisme
3.
Hilangnya
kepribadian masyarakat
4.
Terjadinya
peralihan mata pencaharian
5.
Terjadinya
urbanisasi di kota-kota
6.
Terjadinya
permukiman kumuh di kota-kota
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan CV
Kelebihan CV antara
lain :
1.
Prosedur pendiriannya relatif mudah
2.
Modal yang dapat dikumpulkan lebih
banyak, karena didirikan banyak pihak (modal gabungan)
3.
Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih
besar
4.
Kemampuan manajemen lebih luas
5.
Manajemen dapat didiversifikasikan
6.
Struktur organisasi yang tidak terlau rumit
7.
Kemampuan untuk berkembang lebih besar
Kelemahan CV antara
lain :
1.
Sebagian anggota memiliki tanggung jawab
tidak terbatas
2.
Kelangsungan hidup perusahaan tidak
terjamin
3.
Sulit untuk menarik kembali investasinya
4.
Apabila perusahaan berutang/merugi, maka
semua sekutu bertanggung jawab secara bersama-sama
BAB III TIM MANAJEMEN
3.1 Pengorganisasian
Dalam
perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan perekrutan
tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya
ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan
bagian pemasaran. Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan
menerapkan sistemAnalisis SWOT. Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita
harus mengetahui aspek-aspek yang dapat mempengaruhi usaha kita.
Dengan
harapan supaya usaha kita dapat lancer dan sukses. Yaitu dengan melakukan
analisis sebagai berikut:
1. Straight
a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.
2. Weaknes
a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan lele dengan menggunakan kolam dari terpal
3. Opportunities
a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap
hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih
3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.
4. Threat
a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca
yang tidak setabil.
b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari 70cm
karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
3.2 Konsep Bisnis
1.
Selera
Faktor utama yang menentukan kesuksesan dari usaha budidaya ikan lele adalah selera konsumen terhadap ikan lele yang berkualitas tinggi.
Faktor utama yang menentukan kesuksesan dari usaha budidaya ikan lele adalah selera konsumen terhadap ikan lele yang berkualitas tinggi.
2.
LifeStyle
Makanan sekarang ini bukan hanya sebagai pemuas rasa lapar, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup. "Jakarta merupakan salah satu kota yang menjadikan makanan sebagai bagian dari gaya hidup keseharian mereka,". Jika pandai melihat peluang yang ada, dan menggabungkannya dengan jenis makanan yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, maka usaha budidaya ikan lele berpeluang untuk disukai banyak orang.
Makanan sekarang ini bukan hanya sebagai pemuas rasa lapar, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup. "Jakarta merupakan salah satu kota yang menjadikan makanan sebagai bagian dari gaya hidup keseharian mereka,". Jika pandai melihat peluang yang ada, dan menggabungkannya dengan jenis makanan yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, maka usaha budidaya ikan lele berpeluang untuk disukai banyak orang.
3.
DayaBeli
Saya mengungkapkan, pemantauan kawasan sekeliling lokasi tujuan akan menentukan ikan lele kualitas apa yang akan di budidayakan. Observasi akan menentukan kualitas ikan lele berdasarkan daya beli masyarakat. Jika produk yang dijual terlalu mahal, sedangkan daya beli masyarakat rendah, maka bisnis tidak akan berjalan lancar.
Saya mengungkapkan, pemantauan kawasan sekeliling lokasi tujuan akan menentukan ikan lele kualitas apa yang akan di budidayakan. Observasi akan menentukan kualitas ikan lele berdasarkan daya beli masyarakat. Jika produk yang dijual terlalu mahal, sedangkan daya beli masyarakat rendah, maka bisnis tidak akan berjalan lancar.
4.
Rencanaproduksi
Konsep rencana produksi juga harus dipikirkan lebih lanjut. Perhatikan dengan teliti dari kualitas.
Konsep rencana produksi juga harus dipikirkan lebih lanjut. Perhatikan dengan teliti dari kualitas.
3.3 Gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele
1. Sistem Budidaya
Kami
menggunakan 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele
jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem
ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam
sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan
mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk
jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
2. Tahap Proses Budidaya
A. Pembuatan Kolam
Ada dua
macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
a. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung
dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan
penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang
lain.
b. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama
masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
c. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan
betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata,
bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
d. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah
menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut
karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan
cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai
tanda :
1. Tulang kepala berbentuk pipih
2. Warna lebih gelap
3. Gerakannya lebih lincah
4. Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
5. Alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
1. Tulang kepala berbentuk cembung
2. Warna badan lebih cerah
3. Gerakan lamban
4. Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk
bulat.
C. Persiapan Lahan
A. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1. Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan
berbagai bibit penyakit.
2. Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau
Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit
penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
3. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun
dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya
dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk
kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
4. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm
dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
lele.
B. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat
dilakukan adalah :
1. Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
2. Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan
Pemijahan
adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu
alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning
(jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada
sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E. Pemindahan
Cara
pemindahan :
1. Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
2. Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom
atau ember yang diisi dengan air di sarang.
3. Menyamakan suhu pada kedua kolam
4. Memindahkan benih dari sarang ke wadah
penampungan dengan cawan atau piring.
5. Memindahkan benih dari penampungan ke kolam
pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap
tingginya suhu air.
F. Pendederan
Adalah
pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm
dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan
lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
a. Manajemen Pakan
Pakan anakan
lele berupa :
1. Pakan alami berupa plankton,
jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di
bawah 3 – 4 hari.
2. Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi,
terutama kadar proteinnya.
3. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan
POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur
mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
b. Manajemen Air
Ukuran
kualitas air dapat dinilai secara fisik :
1. Air harus bersih
2. Berwarna hijau cerah
3. Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran
kualitas air secara kimia :
1. Bebas senyawa beracun seperti amoniak
2. Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk
menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa
beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan
pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan
tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap
10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
c. Manajemen Kesehatan
Pada
dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh
kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong
tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan
lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting
dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam
kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan
lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang
sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan
jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam
dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan
juga harus sesuai.
BAB IV RENCANA
KEUANGAN
4.1 Penghitungan Biaya
· BIAYA TETAP
Rincian biaya tetap adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan 3 kolam ukuran 5x4 m = Rp 7.000.000
2. Disel +
selang
= Rp 2.000.000
3. Sumur
bor
= Rp 500.000
4. Jaring
= Rp 50.000
Jumlah
= Rp9.550.000
· BIAYA VARIABEL
Rincian
biaya variabel dalah sebagai berikut:
1. Bibit ikan lele Rp120@2000 ekor =
Rp 240.000
2. Bibi indukan dan pejantan 7000@20 ekor =
Rp 140.000
Jumlah =
Rp3.655.000
Jadi modal
yang akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut berkisar
Rp15.000.000 – ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp15.000.000 –
Rp13.205.000= Rp1.795.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan
biaya variabel, merupakan biaya untuk tak terduga.
4.2 ANALISIS PENDAPATAN
Di
perkirakan jika hasil 1 kali panen/3 bulan sebanyak 1500 ekor, Harga per/kg
ikan lele Rp9.000 ( Rp9.000@1500= Rp13.500.000 )
Pendapatan
dalam 1 tahun Rp13.500.000 x 4 = Rp54.000.000
Laba bersih
yang didapat selama 1 tahun adalah
pendapatan
panen/th – (( biaya variabel x 4) + biaya tetap ) =
Rp54.000.000
– (( Rp9.550.000x4) + Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000
– ( Rp38.200.000 + Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000
– Rp41.855.000 = Rp12.145.000
Jadi
pendapatan setelah modal kembali adalah Rp12.145.000
4.3 PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point )
Dik : FC =
Rp9.550.000
P = Rp9.000
VC = Rp3.655.000
hasilnya adalah: 2,6
hasilnya adalah: 2,6
Dibulatkan menjadi 3 unit.
Artinya kami perlu menjual 3 unit ikan lele agar terjadi BEP ( break even
point ).
Artinya uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP ( break even
point ) adalah Rp23.580
BAB V RENCANA PEMASARAN
Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat
penting, demikian juga halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan
jika kegagalan pemasaran produksi lele terjadi karena faktor usaha pemasaran
yang kurang atau memang belum menjalankan strategi pemasaran lele secara
maksimal.
Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar
slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran
dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat
akan lele konsumsi memang semakin meningkat, Sebelum membahas tata cara
pemasaran lele, yang pertama kita lakukan adalah mengetahui sasaran atau target
pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah banyak diinformasikan bahwa
terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah ;
warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang
sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini
semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele
atau yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai
dengan lele presto, ini baru target pemasaran lele secara umum, namun untuk
orang-orang yang ingin melakukan pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh,
dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya serap kebutuhan lele sangat tinggi.
Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele
adalah warung pecel lele yang kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja
jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel lele, ini adalah perumpamaan
standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas,
berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel
lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa
meningkat hingga 5 kg atau lebih perharinya, jika dikalikan saja dengan angka
yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele
konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan. Dari analogi
tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja sudah
merupakan peluang yang sangat besar, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana
dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya,
pastinya akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan.
Bahkan ada beberapa pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga,
mereka hanya memiliki kolam di halaman rumah, saat akan panen mereka memasang
plang di depan rumah, alhasil seluruh produksi lelenya laris terjual.
Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan
menggunakan jasa para pengepul, hal ini bisa dilakukan jika ingin
perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele
dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara
keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding
kita harus menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di
daerah sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele akan
berkembang seiring dengan semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus
bertambah.
BAB VI ANALISIS LOKASI
Dalam
merencanakan bisnis
budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele di
sekitar rumah karena mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam,
karena lokasi untuk kolam harus berhubungan
langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. Dan
juga lokasi kolam berada di tempat yang
teduh, tetapi tidak berada di bawah
pohon yang daunnya mudah rontok. kami mendirikan di sekitar rumah karena
agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik.
Selain itu
kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah karena lokasainya sanggat
strategis. Karena di sepanjang jalan perjuanagn banyak sekali warung - warung
pecel, warteg dan rumah makan lainy, sehingga memudahkan kami untuk
mendistribusikannya.
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Budi daya
ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan
baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun
juga tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya.
Dari
perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab sebelumnya
menunjukkan Pendapatkan laba Rp12.145.000 bagaimana
bila usaha ikan lele ini sudah dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu
keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih besar.
0 comments:
Post a Comment